Gaya komunikasi politisi 2014

Posted: December 26, 2013 in Jelajah

Beberapa bulan lagi tepatnya 9 April 2014 bangsa ini akan menyelenggarakan hajatan besar politik. Memilih calon anggota legislatif untuk duduk sebagai ‘pemilik’ kursi parlemen mendatang. Hajatan ini diharapkan menjadi suka cita bagi seluruh warga negara Indonesia, tak terkecuali Anda.

Bertepatan sudah tiga bulan tinggal di Depok, salah satu kota penyangga Jakarta. Saya mengharapkan perbedaan suasana kehidupan yang lebih asri dan indah, jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk perkotaan yang semakin lama membuat kita jenuh.

Selayang memandang dari salah satu sudut kota Depok, hiruk pikuk suasana menjelang pemilu 2014 mulai terasa. Yang sangat terasa adalah bertebarannya alat-alat promosi di seantero sudut kota ini.

Tempat tinggal saya merupakan daerah perkampungan dan mulai didirikan beberapa perumahan-perumahan baru, salah satunya rumah yang saya tempati. Baru tahun ini ada trayek angkutan masuk, itu pun dengan frekuensi yang minim karena belum banyaknya penumpang. Kondisi jalan yang demikian ternyata tidak mengurangi antusiasme para politikus untuk menebar pesona dengan memasang berbagai macam alat promosi (kampanye-red).

Jujur ya…. saya sebagai pengguna jalan atau warga yang sering melalui jalan tersebut… merasa jenggah dengan gaya komunikasi tersebut. Ada beberapa alasan logis, menurut saya yang saya merasa tidak simpati dengan cara tersebut:

1. Merusak pandangan mata, betapa menyakitkan melihat pohon-pohon, tiang listrik dan tembok-tembok menjadi korban pemasangan alat promosi tersebut.

2. Tidak tahu aturan, sangat penting diketahui bahwa setiap alat promosi ternyata memliki keharusan membayar pajak atau minimal memiliki tempat yang harus dipatuhi. Tidak asal pasang dan tempel,  saya memahami itu sebagai jati diri pemasang alat promosi tersebut.

3. Sampah, dalam beberapa tempat saya masih melihat beberapa alat kampanye kegiatan politik sebelumnya masih terpasang. Tanpa rasa berdosa, simpatisan atau tim sukses partai/ tokoh tersebut enggan untuk membersihkannya setelah hajatan mereka selesai atau setelah mereka mendapatkan apa yang diinginkan.

Tentu saya bersimpati dengan mereka yang berkampanye dengan cara elegan, mematuhi aturan dan menggunakan media yang telah ditentukan tanpa membuat warga jengah.

Jangankan memilihnya menjadi anggota legislatif…. melihat foto besarnya saja sudah enggan. Bagaimana menurut Anda ?

Hijrah ke Depok

Posted: October 9, 2013 in Jelajah

Setelah berjuang di kota Jakarta selama 12 tahun dalam keadaan suka dan suka di saat siang maupun malam. Berbagai macam ujian, kesenangan bahkan tawa serta kesedihan telah berlalu dengan banyak hikmah yang terkandung di dalamnya.

Pada akhirnya sebuah keputusan juga harus kami ambil untuk hijrah ke kota Depok sebagai bagian dari perjalanan hidup kami untuk tetap berbuat baik dan menebar kebaikan di manapun berada.

Walaupun di siang harinya harus tetap berjibaku menjemput rezeki di Jakarta, pada malam harinya serta hari-hari libur kembali ke kesejukan kota yang berbatasan dengan Bogor tersebut.

Apapun yang kami lakukan adalah ikhtiar maksimal yang dapat kami lakukan untuk menjaga iman, amal kami sekeluarga dari sesuatu yang kurang baik bahkan buruk. Harus saya akui Jakarta bukan lah tempat tanpa kebaikan di dalamnya, namun ada beberapa hal yang membuat kami memutuskan hijrah:

1. Ketika banyak orang mengungkapkan ide terbaiknya pada berbagai masalah kota Jakarta, saya berfikir salah satu permasalahan ibukota adalah Kepadatan Penduduk sehingga dari masalah tersebut muncul berbagai masalah-masalah baru yang saat ini ada seperti: kemacetan, kontrol sosial yang rendah, banjir, semrawutnya tata kota dll. Mohon dicatat, kepadatan penduduk adalah salah satu saja, tentu masih ada lagi penyebab permasalahan lainnya.

2. Lingkungan yang semakin tidak kondusif untuk perkembangan anak adalah juga dampak dari kepadatan penduduk. Usia emas seorang anak membutuhkan suasana maupun kondisi yang sehat agar yang mereka lihat, dengar, rasakan merupakan kebaikan-kebaikan yang menjadi bibit kebaikan pula bagi masa depannya.

3. Alhamdulillah, di kota Jakarta saya menempuh pendidikan, dipertemukan dengan pasangan hidup serta dikaruniakan anak-anak yang melembutkan hati kami. Di kota ini juga kami memiliki hubungan persaudaraan dengan mereka yang baik hatinya, serta memberi kami arti manfaat ilmu dan amaliah agama Islam sehingga bermanfaat hingga saat ini. Namun keputusan juga harus diambil tanpa melupakan kebaikan-kebaikan tersebut sebagai obat perindu kami terhadap keberadaan mereka yang biasanya dapat mudah kami jumpai setiap harinya. Kini kami berharap silaturrahmi tetap terjaga dengan cara yang baik dan menyenangkan.

Akhirnya kami ucapkan terimakasih ( syukran katsiran ) atas tebaran kebaikan yang telah antum lakukan sehingga saat ini telah kami sekeluarga terima. Hanya kepada Allah SWT kami berdo’a semoga kebaikan tersebut terbalas dengan hal yang lebih baik dan indah.

Satu hal prinsip hidup kami: Dimanapun berada jangan pernah bosan apalagi berhenti menebarkan benih-benih kebaikan.

Tanda-tanda Kepemimpinan yang Lemah

Posted: September 4, 2013 in Karir

Ada sebuah artikel yang insyaAllah bermanfaat, bukan hanya untuk atasan apalagi bawahan. Artikel ini bersifat okjektif, bukan suara bawahan yang banyak menyindir atasan. Tapi setiap kita adalah pemimpin sehingga pemahaman ini harus dimiliki setiap kita, karena bisa jadi suatu saat kita diberi amanah untuk memimpin beberapa orang bawahan.

Selamat membaca ….. ( sumber : http://pengusahamuslim.com )

Jika anda sudah mulai merintis sebuah bisnis, tentunya jiwa kepemimpinan sangat penting untuk mengatur karyawan. Tapi pernahkah anda mengevaluasi diri anda tentang cara kepemimpinan yang selama ini anda jalankan? Jangan-jangan dimata karyawan, anda termasuk pemimpin yang tidak mempunyai jiwa kepemimpinan? Wah gawat kalau begitu. Mari kita simak beberapa tanda kepemimpinan yang lemah:

1. Tidak mempunyai misi dan visi

Pemimpin tanpa sebuah visi bagaikan pengendara mobil yang tidak tahu arah tujuan, hal ini menyebabkan orang yang dipimpin menjadi lesu dan bekerja tanpa tujuan dan semangat. Pemimpin yang tidak bisa menginspirasi karwayannya akan menyebabkan bisnis menjadi tidak maju dengan pesat, sehingga penghargaan terhadap karyawan pun tidak akan bisa diberikan.

2. Gagal memimpin diri sendiri

Pemimpin yang tidak mempunyai kualitas dan integritas, tidak akan bertahan lama dan akan ditinggalkan oleh karyawannya. Pemimpin seperti ini biasanya hanya bisa membuat peraturan, tapi dirinya sendiri melanggar peraturan. Bagaimana karyawan bisa mematuhi peraturan jika pemimpinnya juga melanggar peraturan?

3. Sok tahu segala hal

Pemimpin yang terbaik adalah yang mengetahui tentang apa yang ia tidak ketahui. Pemimpin yang baik mungkin tidak mengetahui segala-galanya, tapi ia mau belajar dan terus menambah ilmunya. Pemimpin yang tidak mengembangkan diri sendiri maka tidak akan bisa mengembangkan bisnisnya.

4. Beda standard kepada karyawannya

Mungkin diantara banyak karyawan yang ada, terdapat beberapa karyawan yang anda suka dan juga yang anda tidak suka. Berhati-hatilah terhadap emosi-emosi seperti ini, jangan sampai karena anda suka terhadap satu karyawan, anda menjadi lupa dengan kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat, atau sebaliknya, karena tidak suka terhadap suatu tindakan karyawan, anda tidak menghargai prestasinya. Hal ini akan menyebabkan kecemburuan sosial di dalam bisnis anda, yang berujung pada larinya semua karyawan anda.

5. Tidak konsisten dalam memberi Penghargaan dan hukuman

Konsistenlah dalam memberi penghargaan dan hukuman baik pada diri anda, maupun pada karyawan anda. Jangan malu untuk meminta maaf pada karyawan jika anda melakukan kesalahan. Jangan lupa juga untuk memberikan penghargaan pada karyawan yang berprestasi.

6. Cuek dengan keluhan dan kebutuhan karyawan

Setiap karyawan pastinya memiliki keluhan yang berbeda-beda, buatlah suatu mekanisme sehingga anda bisa mendengarkan keluhan-keluhan mereka. Anda bisa melakukannya dengan memberikan kotak kritik dan saran, sehingga anda mengetahui permasalahan apa yang terjadi di belakang anda. Jika permasalahan tersebut besar, maka jangan ragu untuk membicaranyakannya secara lebih serius dengan karyawan anda. Dengan ini karyawan akan merasa di hargai dan didengarkan pemikirannya. Ingatlah pemimpin yang cuek juga akan di cuekin oleh karyawannya.

7. Money oriented dan bukan service oriented

Bisnis yang terbaik adalah yang melayani sambil meraup keuntungan. Coba kita pikirkan, bagaimana rasanya jika kita datang ke suatu toko dan tidak dilayani oleh toko tersebut. Jika anda hanya menginginkan uang dari bisnis anda, maka lebih baik anda beralih ke bisnis lain seperti investasi, sehingga anda tidak pusing dalam memberikan pelayanan baik kepada customer maupun pada karyawan.

Masih suka mengeluh saat menjalani ibadah puasa, seperti lapar, haus, panas, lelah, ngantuk dan lain sebagainya. Sepertinya keluhan Anda harus disimpan jauh-jauh setelah membaca artikel di bawah ini. Apa yang Anda keluhkan selama ini ternyata jauh sangaaattt…. dibandingkan kesusahan saudara muslim kita yang sedang berpuasa di wilayah Arktik.

Jadi apakah Anda masih suka mengeluh, silakan dibaca ya…..

ARKTIK adalah wilayah di mana matahari tidak pernah tenggelam, memasuki bulan Ramadhan tentu hal itu menjadi ujian bagi umat Muslim di sana, karena menjalani puasa lebih lama. Swedia dan Finlandia, negara yang menjadi bagian wilayah Arktik.

“Kiruna adalah bagian dari Swedia, di mana matahari tidak pernah tenggelam selama bulan ini,” kata Ali Melhem yang tinggal di Kiruna selama 24 tahun.

Melhem menuturkan, beberapa Muslim Sunni di Kiruna telah memilih waktu berbuka puasa saat matahari terbenam di Makkah, sebagai solusi atas dilema mereka.

“Saya mengikuti matahari di kota terdekat seperti di Swedia Lulea atau Umea, tapi puasa selama 23 jam sehari menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi kami.”

Tidak Ada Kesepakatan

Umat Islam di Arktik belum mendapat solusi atas kesepakatan jam puasa selama musim panas. “Beberapa imam dan organisasi memiliki pendapat yang berbeda,” kata Omar Mustafa, Presiden Liga Islam di Swedia.

“Terserah masing-masing individu untuk memutuskan, tetapi bukan berarti anda harus berpuasa selama satu jam. Islam memberikan banyak pilihan,” kata Mustafa.

Masalah serupa dihadapi Muslim Skandinavia di Finlandia. The Azhar Komite mengeluarkan Fatwa di Mesir bahwa Muslim di Arktik, Skandinavia dan Negara-negara utara untuk berpuasa mengikuti waktu Makkah.

“Para ulama Mesir mengatakan bahwa jika hari-hari puasa lebih dari 18 jam maka anda dapat mengikuti waktu buka di Makkah, Madinah atau waktu terdekat Negara Muslim,” kata Imam Abdul Manan, presiden Masyarakat Islam dari Firlandia Utara.

Berbeda dengan para ulama Saudi yang mengatakan, “Bagaimanapun hari ini, panjang atau pendeknya waktu puasa, tetap harus mengikuti waktu setempat.” [ra/islamposoi]

Sahabat, banyak hal yang dapat kita lakukan selama ramadhan ini. Jadi tidak ada istilah ‘ Mati Gaya ‘ atau Bingung mau ngapain alias Bete. Seorang muslim musti memahami bahwa setiap waktu ada amal, setiap amal ada waktunya. Jangan berfikir bahwa ramadhan hanya bisa Asyik jika dihabiskan di Mall, main Game, Jalan-jalan, Nongkrong sambil ngerumpi atau tempat lainnya yang hanya diisi dengan berbagai kegiatan tak berisikan muatan amal agama.

Sahabat silahkan tengok Mushaf Quran Anda yang mungkin sudah lusuh karena tidak terbaca berbulan-bulan lamanya, atau buku-buku Agama Islam yang belum di baca bahkan masih terbungkus rapi.

Sahabat silakan tengok jadwal kegiatan masjid tempat tinggal kita, adakah kegiatan yang tidak kita ikuti. Atau berbagai kegiatan berkumpul bersama keluarga, sahabat dan dhuafa untuk berbuka puasa bersama.

Sahabat silakan tengok sejauh mana telah kita pelajari ilmu-ilmu agama yang telah lama kita peluk dan sejauh mana semua itu juga telah kita amalkan. Maka tak pantas apabila kita bosan mendengar ceramah, kajian ilmu dll

Silakan simak sedikit artikel yang kami kutip di bawah ini:

Seorang mukmin hendaknya selalu giat dan aktif dalam melakukan berbagai macam ibadah dengan tanpa mengenal batas waktu. Diantara ibadah yang dicintai Allah dan diridhainya ialah: Silahturahim, mengunjungi sanak sudara/kerabat, menjauhi segala bentuk permusuhan dan saling dengki, menyantuni orang miskin dan anak yatim, serta menghibur dan membahagiakan fuqara.

Marilah kita renungi perputaran hari demi hari, betapa cepatnya berlalu, mari bergegas untuk bertaubat dan hanya bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pastikan Anda selalu dalam ketaatan dan membiasakan dengan berbagai bentuk ibadah, karena kehidupan dunia adalah hari-hari yang begitu pendek.

Ketahuilah bahwa seorang mukmin hendaknya janganlah merasa tenang sebelum menginjakkan telapak kakinya di Surga. Bersegeralah menuju Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, dan jauhkanlah diri Anda dari api neraka yang bergejolak yang tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang celaka. Kita selalu pegang hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Bersungguh-sungguhlah dan mendekatlah (kepada Allah), dan ketahuilah bahwasanya tiadalah salah seorang diantara kamu itu masuk Surga disebabkan karena amalnya, dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus meskipun sedikit” (Muttafaq ‘alaih).

(Disadur dari “Al-‘Ied, ‘ibadah wa syukr” terbitan Darul Qasim, Riyadh oleh Khalif Ibnu Djawari).

Setiap Ramadhan tiba ada tiga moment Rapat yang selalu kami ikuti perkembangannya karena hal tersebut merupakan sangat penting dalam kehidupan kami sebagai keluarga muslimin.

Rapat pertama adalah tentang Sidang isbat, penentuan awal Ramadhan yang dilaksanakan pada akhir bulan Sya’ban menjelang Ramadhan. Tayangan langsung yang dipimpin Menteri Agama serta didampingi Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin serta dihadiri beberapa perwakilan ormas yang diundang secara khusus. Berbagai pemaparan tokoh-tokoh Ormas Islam kami coba pahami satu persatu mulai dari Al Washilah, Wahdah Islamiyah, PBNU, Persatuan Umat Islam, Persatuan Al-Irsyad, Al Irsyad Al Islamiyah, Dewan Da’wah dll. Bahkan pemaparan dari PP Muhammadiyah yang mengumumkan awal Ramadhan sebelum sidang itsbat pun kami ikuti dengan sungguh-sungguh. Sebagai bahan referensi kami bahwa sebuah amal harus tetap didasarkan dalil serta ilmu yang benar. Walaupun ada perbedaan, saya kira memahami dan memberi apresiasi adalah harus diutamakan bukannya saling menjatuhkan. Karena kami yakin setiap amal perbuatan harus disertai dalil dan ilmu yang benar. wallahu a’lam

Rapat yang kedua adalah tentang penentuan Jam Kerja, Libur Lebaran, THR yang diumumkan oleh perusahaan. Karena hal tersebut akan menentukan Rapat selanjutnya yang kami selenggarakan di lingkup keluarga yaitu penetapan tanggal Mudik Lebaran. Sebagai ajang silaturrahmi kami kepada keluarga besar, sahabat di kampung halaman.

Alhamdulillah, sidang isbat telah menetapkan awal Ramadhan 1434 H pada Rabu, 10 Juli 2013 dan kami sekeluarga mengikutinya sesuai keputusan tersebut. Pengumuman perusahaan pun telah menetapkan tanggal dan waktu jam kerja selama Ramadhan, pencairan THR dan Libur Lebaran. Sekarang tinggal penetapan tanggal Mudik Lebaran yang saat ini masih alot di internal kami sekeluarga. Mohon do’anya semoga dimudahkan. Semoga tidak ada perbedaan heheheh…. karena kami ingin mudik bareng sekeluarga tentunya.

Selanjutnya apabila hal di atas telah selesai, insyaAllah Ramadhan yang penuh berkah akan dijalani lebih khusyu’ dan konsentrasi tanpa banyak memikirkan hal-hal yang sifatnya diluar amalan Ramadhan. Cukup 11 bulan kita berjibaku dalam meraih berbagai keduniaan kita, mari jadikan 1 bulan ini sebagai bulan perbaikan atas amal-amal kita. Semoga Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya … aamiin

Abinya Rafeeq
9 Juli 2013

Alhamdulillah… suasana bahagia dan kegembiraan tampak di dalam rumah sederhana tersebut. Berkumpul semua anggota keluarga dengan formasi lengkap, ditambah beberapa sahabat-sahabat dekat yang turut menambah suasana syahdu malam itu. Malam yang menjadi bukti keseriusan seorang anak manusia untuk melangkah pada prosesi perintah agama yang mulia, yaitu menikah.

Malam tersebut adalah malam dimana adik ipar saya akan melaksanakan tahapan pernikahan yang disebut sebagai khitbah atau lamaran, kami semua bergembira karena itu adalah hal baik yang harus disyukuri.

Berikut saya kutip artikel singkat dari situs PesantrenVirtual.com sebagai bahan referensi:

Khitbah adalah permintaan resmi yang disampaikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan dengan maksud yang jelas yaitu menikahinya. Hukumnya sunnah dan tidak ada persyaratan khusus didalamnya. Yang terpenting adalah maksud dari pihak laki-laki tersebut bisa tercapai. Khitbah juga merupakan sarana pihak laki-laki untuk mengenal pihak wanita lebih lanjut.

Dalam khitbah dianjurkan bagi lelaki untuk melihat perempuan (dalam batas yang diperbolehkan agama), bahkan sebelum menyatakan khitbah secara resmi. Dalam riwayat Mughirah bin Syu’bah ketika hendak melakukan khitbah kepada seorang perempuan, Rasulullah menasehatinya “Lihatlah dulu, itu lebih baik dan akan bisa mendatangkan rasa cinta di antara kalian” (H.R. Ashabussunan).

Tunangan yang kita temukan dalam masyarakat saat ini hanyalah merupakan budaya atau tradisi saja yang intinya adalah khitbah yang disertai dengan ritual-ritual seperti tukar cincin, selamatan dll. Sedangkan dalam Islam, hal seperti itu tidak ada, yang ada hanyalah khitbah itu sendiri. Ada satu hal penting yang perlu kita catat, anggapan masyarakat bahwa pertunangan itu adalah tanda pasti menuju pernikahan, hingga mereka mengira dengan melaksanakan ritual itu, mereka sudah menjadi mahrom, adalah keliru. Pertunangan (khitbah) belum tentu berakhir dengan pernikahan. Oleh karenanya baik pihak laki-laki maupun wanita harus tetap menjaga batasan-batasan yang telah ditentukan oleh syariat.

Hal tersebut mengingatkan kejadian atas diri saya yang melamar seorang gadis yang alhamdulillah saat ini telah menjadi istri dengan dikaruniai dua orang anak. Pada waktu itu, saya sangat ingat, ketika khitbah merupakan baru pertemuan ketiga setelah melewati masa ta’aruf hanya dengan dua kali pertemuan saja. Hanya bermodal foto dan data calon istri, saya utarakan maksud saya untuk meminangnya kepada kedua orang tua, alhamdulillah mereka merestui dan mendukung walau belum pernah bertemu si gadis.

Bahkan saat khitbah, saat itulah kedua orang tua saya pertama bertemu dengan calon istri. Walau sederhana karena belajar menerapkan syariat Islam dengan sungguh-sungguh ternyata membuahkan keberkahan yang luar biasa dalam hidup saya, tentunya hanya mengharap ridho Allah subhanallahu wa ta’alla.

Semoga adik ipar saya dimudahkan dalam melangkah ke proses berikutnya yaitu Ijab Qabul serta Walimah sehingga dapat dengan segera menjalani kehidupan penuh keberkahan dalam naungan suasana yang Sakinah, Mawwadah wa Rahmah.

Abinya Rafeeq
8 Juli 2013

Kali ini kami akan mengutip sebuah tulisan singkat dari buku berjudul ” Pacaran Dalam Pandangan Islam ” karya Abdurrahman Al-Mukaffi yang diterbitkan Penerbit Media Dakwah cetakan ke VII tahun 1997, cetakan I pada tahun 1992.

Tulisan singkat ini adalah bagian dari pembahasan hikmah pernikahan pada halaman 112, kenapa saya mengutipnya karena saya sangat termotivasi pada hadits tersebut sehingga menjadi salah satu kata motivasi saya sebelum menikah. Sangat mengesankan dan membuat kita memiliki harapan besar di masa depan, harapan kebahagiaan sebagai hikmah sebuah pernikahan.

Berikut kutipannya:

Dengan jalan perkawinan orang akan mendapatkan keturunan sah, baik menurut agama maupun pandangan masyarakat. Dan dengan adanya turunan yang sah ini, maka amal usahanya akan dapat dilanjutkan walaupun ia telah meninggal dunia. Bahkan do’a dari si anak terhadap ora tuanya itu saja, yakni anak yang saleh sudah dijamin akan diterima oleh Allah, seolah-olah almarhum memperoleh pensiunan yang akan datang mengalir tidak henti-hentinya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salla bersabda:

“Bila seorang anak Adam meninggal, putuslah amal usahanya kecuali dari tiga perkara: sedekah yang terus mengalir -wakaf-, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendo’akannya.” (HR. Muslim)

———–

Bagaimana ? Singkat bukan, namun bila kita resapi secara mendalam dan penuh renungan maka hadits di atas dapat menjadi motivasi hebat kita dalam menikah… ya… motivas menikah dan memiliki beberapa anak

Ramadhan akan datang

Posted: July 5, 2013 in Sakinah

Setelah menanti selama 11 bulan, akhirnya ramadhan akan segera datang menemui kita umat Islam dimanapun berada. Sajian khas dan suasana syahdu akan segera hadir mengiringi detik demi detik serta hari demi hari.

Ingat saat indah sahur bersama keluarga dengan berbagai kesibukan di dini hari, berduyun-duyun shubuh berjama’ah saat pagi masih gelap gulita.

Ingat saat bacaan Qur’an mulai lebih sering terdengar dimana-mana, di rumah, di kantor, di pasar-pasar, sehingga semua orang merasakan syahdunya bulan tersebut.

Ingat saat anak-anak kecil penuh keceriaan hadir dalam berbagai kegiatan masjid dalam rangka ramadhan dengan berragam tingkah polahnya yang lucu, menggemaskan kadang juga menjengkelkan karena berisik dan terlalu ramai bercanda.

Ingat saat semua membicarakan berbagai topik kultum tarawih, penuh antusias menuntu ilmu, mengaji, mendengar ceramah agama serta membaca buku-buku Islam.

Ingat saat masa berbuka, semua sibuk mempersiapkan iftor serta sajian yang hangat, manis, gurih, nikmat dan semuanya hadir untuk merasakan kehangat berkumpul bersama keluarga ataupun sahabat.

Inilah bulan dimana suasana kekeluargaan kembali bangkit memperbaharui hubungan yang mungkin merenggang, menjauh… pupuk rasa cinta kepada anak-anak, istri, orang tua, sahabat.

Dan, saya masih ingat beberapa tahun yang ketika ramadhan pertamaku bersama Istri tercinta kemudian mengajaknya mudik untuk bersilaturrahmi bersama keluarga besar di kampung halaman… syahdu sekali rasanya.

Courtyard of Al-Azhar Mosque

Saya ambil berita ini dari media Republika Online, sebuah harapan dan isi hati para mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di negeri Mesir. Sebuah harapan yang sangat memilukan diantara konflik politik yang sedang terjadi di sana, semoga kemudahan dan solusi segera hadir di sana, sehingga para Mahasiswa di Mesir dapat menempuh pendidikannya sampai tuntas. Karena orang tua serta sahabat yang mengasihi mereka mengharapkan mereka dalam keadaan yang baik-baik saja.

———————

KAIRO – Situasi di Mesir masih belum menentu, pascadilengserkannya Presiden Muhammad Mursi oleh militer, Rabu (3/7) malam. Hingga Kamis (4/7) siang, suasana di lapangan Tahrir, pusat para demonstran anti-Mursi berangsur sepi. Namun di Rab’ah Al Adawiyah, tempat berkumpulnya para pendukung Mursi, masih terlihat padat oleh massa pendukung Mursi.

Bagi para mahasiswa Indonesia di Mesir, situasi ini pun dihadapi dengan harap-harap cemas. Mereka berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk atau chaos yang dapat menyebabkan para mahasiswa Indonesia dievakuasi ke Tanah Air, seperti kejadian tahun 2011 saat Presiden Mesir Husni Mubarak dilengserkan oleh rakyat. “Walaupun hal tersebut berarti kami bisa bertemu dengan keluarga di Tanah Air, tapi terbayang pendidikan kami akan terbengkalai. Karena itu kami berharap tidak sampai terjadi evakuasi,” kata Agus Susanto, mahasiswa Universitas Al-Azhar asal Bengkulu, saat berbincang di Wisma Jakarta di Hay Tasi’ (Distrik Sembilan), Nashr City, Kairo, Kamis (4/7).

Hal yang sama diungkapkan Ahwaji, mahasiswa Universitas Al-Azhar asal Padang, Sumatera Barat. “Saya berharap jangan sampai evakuasi seperti tahun lalu. Sebab, walaupun dibiayai negara dan kembali ke Mesir nantinya dibiayai negara, belum tentu bisa kembali ke Mesir tepat waktu. Tahun lalu, ada teman saya yan telat datang kembali ke Mesir, akibatnya dia terlambat mengikuti ujian, dan harus menunggu setahun lagi,” kata Ahwaji.

Maryam, pelajar Al-Azhar Kairo asal Jakarta mengatakan, kalau sampai terjadi evakuasi, merupakan dilema. “Dari pengalaman sebelumnya, ada kesulitan prosedur kembali ke Mesir, terutama menyangkut visa, sehingga saya sempat tertahan sekitar enam bulan di Tanah Air,” ujar Maryam.

Sebetulnya, kata Maryam, sekarang  ini musim libur panjang sampai sekitar Oktober 2013. Artinya kalau ada evakuasi, masih cukup waktu untuk kembali ke Mesir. “Tapi kalau sampai terjadi pendukung Mursi angkat senjata, sehingga keadaan sangat gawat, lebih baik dievakuasi,” ujarnya.

Rahmah Rasyidah, mahasiswi Universitas Al-Azhar asal Samarinda, Kaltim, mengatakan, “Selama gejolak di Mesir tidak terlalu parah dan tidak terlalu merugikan warga asing – misalnya tahun 2011 listrik diputus, telepon mati, internet mati, banyak pereman berkeliaran dan Cairo mirip kota mati – mungkin tidak perlu evakuasi. Sebab evakuasi itu ribet,” ujarnya.

Ia menjelaskan, banyak mahasiswa waktu evakuasi tahun 2011, yang visanya sudah habis, ketika mengurus visa tersebut kembali di Indonesia, tidak mudah. Sementara mereka sudah harus kembali ke Al-Azhar.  “Ada cerita seorang kawan yang baru tiga minggu tiba di Tanah Air, dipanggil pemerintah Indonesia untukkembali  ke Mesir,” tuturnya.

Walaupun demikian, kata Rahmah, tidak semua mahasiswa menolak evakuasi di saat ini. “Siapa sih yang menolak liburan gratis, apalagi Ramadhan, dan berpuasa di Tanah Air bersama keluarga. Sekarang musim liburan,” kata Rahmah.

Para mahasiswa itu berharap kondisi Mesir kembali stabil dan perekonomian kuat. “Kalau kondisi Mesir tidak stabil, akan berdampak terhadap besarnya biaya hidup kami di Mesir,” kata Agus Susanto.

Sementara itu, kata Maryam, evakuasi tahun 2011 lalu menyisakan cerita tersendiri bagi sejumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia. “Evakuasi 2011 menjadi berkah tersendiri. Banyak di antara mereka, begitu tiba di Tanah Air, menikah. Sedangkan kalau menikah di Mesir harus mendatangkan orang tua atau wali, minimal mengurus surat keterangan wali hakim. Yang jelas, menikah di hadapan orang tua pasti lebih syahdu,” papar  Maryam yang juga menikah sepulang evakuasi  dan sekarang sudah punya seorang putri mungil berumur 1,5 tahun.